Pulau Mojo: Surga Tersembunyi di Sumbawa yang Bikin Betah Berlama-lama

pulau mojo

Jujur, sebelum ada teman yang nyeletuk soal Pulau Mojo, saya bahkan nggak tahu kalau pulau itu ada. Waktu itu, obrolannya sederhana: lagi kumpul bareng teman lama, terus ada yang bilang, “Bro, pernah denger Pulau Mojo? Katanya sih cakep banget, masih sepi, belum banyak turis.”

Nah, dari situ rasa penasaran muncul. Saya cari-cari info di internet, dan ternyata nggak banyak tulisan detail tentang Pulau Mojo. Itu yang bikin saya makin kepo. Bagi saya, destinasi yang belum terlalu viral justru sering kali punya pesona asli yang belum tercemar wisata massal.

Pulau Mojo ini terletak di sekitar perairan Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Orang kadang nyebutnya tetangga dekat Pulau Moyo (yang terkenal karena pernah dikunjungi Lady Diana dan Mick Jagger). Nah, Mojo ini bisa dibilang lebih low profile, tapi bukan berarti kalah cantik. Justru karena sepi itulah yang bikin saya penasaran banget untuk mampir.

Perjalanan Menuju Pulau Mojo: Antara Rasa Capek dan Rasa Excited

Ke Pulau Moyo NTB, Ini 5 Alasan Air Terjun Mata Jitu Wajib Dikunj | IDN Times

Saya masih ingat pertama kali berangkat ke sana. Dari Jakarta, saya terbang dulu ke Sumbawa Besar. Penerbangan sekitar 2 jam lebih, nggak terlalu lama sih, tapi lumayan bikin pantat pegal kalau kursinya agak sempit. Dari bandara, perjalanan lanjut naik mobil sekitar 1,5 jam menuju pelabuhan.

Nah, bagian paling seru itu pas nyebrang ke Pulau Mojo. Naik perahu kayu kecil, suara mesin “tek-tek-tek” mengiringi ombak kecil yang bikin saya agak waswas. Saya kan bukan orang laut banget, jadi sempat ngeri juga kalau perahunya goyang terlalu keras. Tapi, begitu mulai lihat garis pantai Pulau Mojo dari jauh, rasa takut itu pelan-pelan hilang.

Air lautnya bener-bener biru jernih, pasir putih memantul kena cahaya matahari, dan saya bisa lihat karang-karang dari atas perahu. Itu momen di mana saya langsung mikir, “Wah, ini sih worth it banget capeknya Wikipedia.”

Keindahan Pulau Mojo yang Bikin Lupa Waktu

Begitu menginjakkan kaki di Pulau Mojo, saya kayak disambut alam yang masih perawan. Pantainya luas, pasirnya halus banget, dan nggak ada sampah plastik berserakan seperti yang sering saya lihat di pantai-pantai populer.

Saya jalan pelan sambil nyeker di pasir, rasanya kayak terapi gratis. Anginnya sepoi-sepoi, burung-burung laut terbang rendah, dan suara deburan ombak jadi musik alami yang menenangkan.

Ada satu momen yang nggak akan saya lupa: saya duduk di bawah pohon kelapa, buka bekal sederhana (cuma nasi bungkus dan ayam goreng), tapi rasanya nikmat luar biasa. Mungkin karena perut lapar setelah perjalanan panjang, atau mungkin juga karena suasana damai yang bikin setiap suapan terasa lebih berharga.

Pulau Mojo ini juga punya spot snorkeling yang luar biasa. Saya pinjam peralatan dari warga lokal, terus nyebur nggak jauh dari pantai. Astaga, bawah lautnya penuh warna! Ikan-ikan kecil berenang di antara terumbu karang, ada bintang laut, bahkan sempat lihat penyu kecil lewat. Saya yang biasanya cuma lihat dokumenter di TV, kali ini bisa saksikan langsung di depan mata. Rasanya kayak masuk dunia lain.

Pengalaman Pribadi: Kesalahan Konyol yang Jadi Pelajaran

Saya akui, ada satu kesalahan konyol yang saya lakukan waktu ke Pulau Mojo: saya lupa bawa sunblock. Padahal teman sudah mengingatkan, “Bawa sunblock, jangan sampai gosong.” Tapi entah kenapa saya anggap remeh. Hasilnya? Baru setengah hari jalan-jalan, kulit saya merah kayak kepiting rebus.

Rasanya perih banget waktu kena air laut. Malamnya, saya bahkan susah tidur karena badan terasa panas. Dari situ saya belajar, kalau liburan ke pulau, perlengkapan dasar kayak sunblock, topi, dan air minum itu wajib banget. Jangan pernah disepelekan.

Hal kecil kayak gini justru sering jadi cerita lucu sekaligus pengingat. Jadi kalau kamu mau ke Pulau Mojo, please jangan ulangi kesalahan saya.

Tips Praktis untuk Berkunjung ke Pulau Mojo

7 Hal yang Perlu Lo Perhatikan Sebelum Pergi ke Pulau Moyo | SUPERLIVE

Supaya pengalamanmu lebih maksimal, saya punya beberapa tips berdasarkan apa yang saya alami langsung:

  1. Datang di musim kemarau. Sekitar April–September biasanya cuaca cerah, laut tenang, dan pemandangan lebih maksimal.

  2. Bawa perlengkapan sendiri. Jangan harap ada minimarket atau toko lengkap di pulau. Jadi siapkan air minum, makanan ringan, sunblock, dan obat pribadi.

  3. Sewa perahu dari warga lokal. Selain lebih murah, kamu juga bisa dapat cerita-cerita menarik dari mereka tentang pulau ini.

  4. Jaga kebersihan. Ini penting banget. Pulau Mojo masih alami, jadi kita punya tanggung jawab menjaga supaya tetap bersih.

  5. Siapkan kamera underwater. Bawah lautnya sayang banget kalau nggak diabadikan.

Mengapa Pulau Mojo Berbeda dari Destinasi Lain

Kalau dibandingkan dengan Bali atau Lombok, Pulau Mojo jelas kalah ramai. Tapi justru itu nilai plusnya. Nggak ada hiruk pikuk, nggak ada macet, dan nggak ada antrean panjang untuk foto di spot populer.

Di Mojo, kamu bisa benar-benar merasakan “disconnect” dari dunia luar. Sinyal HP kadang ada kadang hilang, jadi otomatis kita lebih fokus ke alam dan orang-orang di sekitar. Buat saya pribadi, itu seperti detox digital yang sangat berharga.

Selain itu, interaksi dengan warga lokal juga terasa hangat. Mereka sederhana, ramah, dan selalu siap membantu tanpa banyak basa-basi. Rasanya kayak balik ke suasana kampung yang penuh kebersamaan.

Pelajaran yang Saya Petik dari Pulau Mojo

Kalau saya boleh jujur, Pulau Mojo bukan hanya sekadar destinasi liburan. Ada pelajaran hidup yang saya bawa pulang.

Pertama, saya belajar bahwa kebahagiaan itu seringkali datang dari hal sederhana. Duduk di pantai, makan nasi bungkus, atau ngobrol sama nelayan lokal bisa terasa jauh lebih bermakna daripada nongkrong di kafe mewah.

Kedua, saya sadar betapa pentingnya menjaga alam. Pulau Mojo ini seperti harta karun yang masih murni. Kalau kita nggak peduli dan buang sampah sembarangan, bisa jadi dalam beberapa tahun ke depan keindahannya hilang.

Ketiga, saya belajar untuk lebih menghargai waktu. Di pulau, waktu berjalan lebih lambat. Kita nggak sibuk ngejar deadline atau meeting. Justru itu yang bikin saya merasa hidup lebih utuh.

Apakah Pulau Mojo Layak Masuk Bucket List?

Jawaban saya jelas: iya, sangat layak. Pulau Mojo adalah salah satu surga kecil Indonesia yang belum banyak dijamah turis. Kalau kamu tipe orang yang suka ketenangan, suka keindahan alam yang masih asli, dan butuh waktu untuk “recharge” dari rutinitas, maka Mojo adalah tempat yang tepat.

Saya pulang dari sana dengan kulit gosong, tapi hati saya penuh rasa syukur. Bagi saya, Pulau Mojo bukan cuma soal pemandangan, tapi juga soal pengalaman, pelajaran, dan rasa damai yang sulit dijelaskan dengan kata-kata.

Jadi, kalau kamu sedang bingung cari destinasi liburan berikutnya, mungkin sudah saatnya kamu melirik Pulau Mojo. Jangan tunggu sampai viral dan ramai, karena justru keistimewaannya ada pada sepinya.

Baca juga fakta seputar : Travel

Baca juga artikel menarik tentang  : Labuan Bajo: Pesona Surga di Ujung Timur Indonesia

Author