Martabak Manis Matcha: Reinkarnasi Tren Lama yang Kembali Bikin Nagih
Martabak Manis Matcha adalah the ultimate comfort food. Apalagi pas malam minggu, hujan gerimis, terus abang-abang martabak buka gerobak kuliner dekat rumah. Harumnya udah bisa bikin kita batal diet. Tapi… itu dulu. Sekarang, tren martabak makin liar—mulai dari topping Oreo, Toblerone, sampai rasa salted egg. Tapi satu yang benar-benar nyangkut di kepala dan lidah gue: Martabak Manis Matcha.
Gue inget banget waktu pertama kali coba martabak rasa matcha. Waktu cookpad itu masih skeptis. Gue mikir, “Ini matcha… digabung sama mentega, cokelat, keju, dan adonan tebal manis? Rasanya bakal cocok gak sih?” Tapi ya karena penasaran, akhirnya beli juga.
Dan boom. Ternyata enak parah.
Matcha-nya tuh nggak lebay, malah ngasih sensasi pahit-manis yang bikin nagih. Gue langsung mikir, ini bukan cuma tren sesaat—ini kayak reinkarnasi martabak jaman dulu, tapi dibungkus lebih estetik dan kekinian.
Awal Mula Ketertarikan Sama Martabak Manis Matcha
Sebagai food blogger wannabe yang suka eksperimen di dapur (dan di lidah), gue selalu penasaran sama tren-tren fusion gini. Pas matcha lagi viral—mulai dari es krim matcha, latte matcha, sampai pancake matcha—gue mikir, pasti bakal merembet ke martabak juga. Dan benar aja.
Waktu itu gue nemu gerai martabak kekinian di mall. Namanya agak lucu, “Martabak Zen”. Mereka punya varian Martabak Manis Matcha dengan topping almond slice dan drizzle white chocolate. Pas pertama gigit, teksturnya padat tapi lembut, matcha-nya berasa, dan nggak semanis martabak biasa.
Dari situ gue mulai cari-cari tempat lain yang jual martabak rasa matcha. Ternyata makin banyak. Bahkan abang martabak dekat rumah sekarang juga punya varian itu, walau masih pakai bubuk matcha instan yang agak terlalu manis. Tapi at least niat, ya kan?
Nggak Semua Martabak Matcha Diciptakan Sama
Nah ini penting, bro sis. Setelah nyobain berbagai jenis Martabak Manis Matcha dari yang kaki lima sampai fancy, gue sadar satu hal: nggak semuanya enak. Ada yang matcha-nya malah kayak pewarna doang. Ada juga yang overkill topping sampai rasa aslinya ketutup semua.
Menurut gue, martabak matcha yang ideal tuh:
Adonannya fluffy tapi gak lembek.
Matcha-nya earthy, bukan rasa bubuk susu anak.
Topping seimbang. Jangan semua dicampur: cokelat, keju, kacang, Oreo, marshmallow… Bisa-bisa malah jadi ajang lomba topping teraneh.
Gue sempat juga iseng bikin sendiri di rumah. Beli bubuk matcha premium, bikin adonan martabak manis yang pakai ragi biar ngembang. Trik penting: adonannya harus dikasih waktu fermentasi minimal 1 jam. Kalau buru-buru, nanti gak jadi bolong-bolong cantik khas martabak.
Tips Membuat Martabak Manis Matcha di Rumah
Setelah eksperimen bolak-balik, ini beberapa tips buat lo yang mau coba bikin Martabak Manis Matcha homemade:
Gunakan matcha berkualitas. Jangan pakai matcha latte instan, karena udah terlalu manis dan ada creamer-nya.
Adonan klasik martabak bisa dimodifikasi. Tambahkan 1-2 sdt matcha bubuk ke adonan tepung.
Pan harus panas, tapi nggak over. Api kecil-besar itu penting banget supaya hasilnya matangnya merata.
Mentega asin + keju + matcha = kombinasi maut. Jangan takut buat tabrak rasa.
Gunakan topping secukupnya. White chocolate cocok banget sama matcha. Boleh tambahin almond slice biar teksturnya lebih menarik.
Dan yang paling penting: jangan buru-buru. Martabak itu makanan sabar. Kalau buru-buru, ya hasilnya bisa bantet.
Kenapa Martabak Manis Matcha Bisa Viral Lagi?
Menurut gue pribadi, Martabak Manis Matcha ini jadi populer lagi karena dia tuh semacam comfort food with a twist. Orang-orang suka nostalgia sama jajanan lama, tapi juga penasaran sama rasa baru. Matcha tuh pas banget buat itu.
Apalagi visualnya cakep banget. Warna hijau lembut, topping yang rapi, bisa difoto dari segala angle buat IG story. Estetik banget.
Belum lagi rasanya tuh beda dari martabak klasik yang manis banget. Matcha ngasih rasa earthy dan pahit tipis yang bikin seimbang. Jadi buat yang udah mulai bosen sama rasa cokelat atau keju doang, martabak matcha jadi opsi yang menyegarkan.
Martabak Matcha: Cocok Buat yang Lagi Healing?
Gue pernah ada momen di mana gue duduk sendirian, nonton Netflix, terus makan Martabak Manis Matcha setengah loyang. Serius, rasanya damai banget. Nggak tau kenapa, tapi matcha itu kayak ngasih efek nenangin. Nggak lebay sih, tapi cocok banget buat temen “me time”.
Apalagi pas lagi stress atau galau, makanan manis yang nggak terlalu over tuh jadi penolong. Gue ngerasa matcha tuh punya karakter unik—bikin santai, tapi tetap semangat.
Varian Unik Martabak Matcha yang Pernah Gue Coba
Matcha Cream Cheese: teksturnya creamy, agak asam dari cream cheese, matcha-nya jadi lebih balance.
Matcha Boba: jujur ini agak overkill sih, tapi seru buat dicoba sekali.
Martabak Matcha Pandan: hijau ketemu hijau, aromanya juara. Tapi rasanya jadi agak “rame”.
Martabak Manis Matcha Mini: cocok buat yang lagi diet tapi tetep pengen jajan (walau ujungnya tetep nambah sih 😅).
Martabak Matcha Lava: ini unik! Ada isian matcha lumer dari dalam. Mirip lava cake tapi versi lokal.
Dari semua itu, yang paling gue suka tetep yang klasik: martabak matcha dengan keju parut dan taburan almond.
Kesalahan yang Pernah Gue Lakuin
Pernah banget nih, gue salah beli bubuk matcha—eh ternyata itu teh hijau biasa. Pas dimasukin ke adonan, warnanya kusam dan rasanya hambar. Udah capek-capek bikin, hasilnya malah kayak martabak rasa daun kering 🤣
Terus gue juga pernah iseng nambahin topping Nutella. Dan… big mistake. Rasanya terlalu kuat, matcha-nya jadi kalah total. Jadi pelajaran: kalau mau nikmatin matcha, jangan ditiban sama rasa yang lebih dominan.
Martabak Manis Matcha: Worth the Hype?
Absolutely. Tapi dengan catatan: asal dibuat dengan niat, dan bahan yang bener. Jangan asal nempel bubuk hijau terus ngaku itu matcha. Buat yang suka eksplor rasa baru tapi tetap pengen nuansa nostalgia, Martabak Manis Matcha ini pas banget.
Dia punya daya tarik visual, rasa yang unik, dan cocok buat semua usia. Bahkan anak kecil pun bisa suka karena teksturnya lembut dan rasa manisnya gak nyelekit.
Kesimpulan: Tren Boleh Lama, Tapi Matcha Bikin Semua Baru
Kadang gue mikir, kenapa sesuatu yang lama bisa naik daun lagi? Jawabannya simpel: karena kita semua butuh rasa nyaman. Dan kadang rasa nyaman itu datang dari makanan yang familiar, tapi dikasih sentuhan baru.
Martabak Manis Matcha adalah contoh sempurna. Dia bukan martabak biasa. Tapi juga bukan makanan fancy yang harus dihidangin di resto bintang lima. Dia di tengah-tengah: cukup sederhana buat bikin sendiri, cukup spesial buat dikangenin.
Kalau lo belum coba martabak matcha, wajib banget deh. Entah beli di abang martabak favorit atau bikin sendiri di rumah. Siapa tahu, lo juga ketagihan kayak gue.
Baca Juga Artikel Ini: Ramen: Makanan Ikonik dari Jepang